Kamis, 16 November 2017

EVOLUSI FRAUD THEORY






EVOLUSI FRAUD  THEORY

Fraud
Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
Webster’s New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi,
Perkembangan teori fraud itu sendiri sebagai berikut :

1.      FRAUD  TRIANGLE

Dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Cressey mengemukakan hipotesis mengenai fraud triangle untuk menjelaskan alasan mengapa orang melakukan fraud. Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung seseorang melakukan fraud, yaitu yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).

a)     Pressure (dorongan)
Merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan atau fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup yang mewah, ketergantungan narkoba, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, dan keserakahan. Tekanan mempunyai dua bentuk yaitu :
·         Bentuk nyata (direct) adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh pelaku seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
·         Bentuk persepsi (indirect) adalah opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan executive need.

b)     Opportunity (peluang)
Peluang ini merupakan elemen yang dapat di hindari atau di minimalkan keadaannya dengan penerapan prosedur, kontrol, proses dan upaya deteksi dini terhadap kemungkinan adanya fraud, karena opportunitu Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang, ketidakdisiplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis.

c)      Rationalization (rasionalisasi)
Seseorang yang melakukan fraud karena mencari pembenaran atas tindakannya yang berhubungan dengan kecurangan atau fraud. Pada umumnya, seseorang yang melakukan kecurangan, merasa tindakannya bukan termasuk kecurangan, tetapi hal itu merupakan haknya atau biasanya orang tersebut melakukan fraud karena mengikuti orang-orang sekitar yang melakukan hal itu. Contohnya berbohong dianggap bukan fraud karena banyak orang berbohong tidak diberi hukuman apapun.

2.      FRAUD SCALE



Penyebab terjadinya fraud sama dengan teori fraud triangle. Dan teori scale ini merupakan teori lanjutan dari teori Fraud Triangle yang merupakan pengukuran dari teori tersebut. Dalam scale dijelaskan bahwa kemungkinan tindakan penipuan dapat dinilai dengan mengevaluasi kekuatan tekanan, kesempatan dan integritas pribadi. Tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi rendah memungkinkan resiko terjadinya fraud tinggi. Sebaliknya tekanan yang rendah, kesempatan kecil, dan integritas pribadi tinggi menyebabkan resiko terjadinya fraud rendah. Tujuan teori ini adalah untuk mengukur kemungkinan pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.Teori ini berlaku untuk beberapa pelanggaran salah satunya pelanggaran yang mengarah ke penipuan laporan keuangan. Sumber Tekanan menurut teori ini adalah perkiraan penjualan, laba manajemen.
karakteristik khusus menurut teori fraud scale adalah
a.      Hidup di luar kemampuan mereka
b.      Keinginan yang besar untuk keuntungan
c.        Hutang pribadi yang tinggi
Sedangkan faktor resiko terjadinya fraud menurut teori ini adalah dikarenakan terlalu besar dalam menaruh kepercayaan kepada karyawan serta lemahnya pengendalian dari atasan.  Kecurangan paling sering terjadi ketika (i) tekanan pada situasi sangat  tinggi, (ii) Integritas pribadi yang rendah, serta (iii) adanya kesempatan atau peluang yang tinggi untuk melakukan fraud.

3.      FRAUD DIAMOND

Teori diamond ini merupakan pengembangan dari triangle fraud. Teori Fraud Diamond adalah teori yang menunjukkan hubungan antara empat elemen yaitu incentive (dorongan),oppurtunity (kesempatan), rasionalization (pembenaran), dan capability (kapabilitas
kecurangan atau fraud terjadi karena 4 elemen yaitu:
a.            Incentive
Incentive merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya tuntutan atautekanan yang dihadapi oleh seseorang. Incentive dapat memicu terjadinya kecuranganseperti keserakahan yang mengakibatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
b.            Opportunity
Opportunity adalah suatu kesempatan yang timbul karena terdapat kelemahanpengendalian internal organisasi atau perusahaan dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Oppurtunity dapat terjadi karena adanya kekuasaan terhadap organisasi danjuga karena seorang fraudster atau orang-orang yang melakukan kecurangan mengetahuikelemahan dari system-sistem yang ada.
c.             Rationalization
Rationalization adalah kondisi dimana fraudster atau pelaku kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap tindakan yang dilakukannya untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang cepat. 
d.            Capability  
 Merupakan sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan.

4.      FRAUD CROWE PENTAGON

Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada tahun 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey. Dalam teori iniHowarth menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetisi dan arogansi (competence and arrogance). Kompetensi (competence yang dipaparkan dalam fraud memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas atau kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond. Kompetensi atau kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan control internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol sistuasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa control internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.


5.      GONE THEORY


Teori GONE dikemukakan oleh seorang pemikir bernama Jack Bologne di mana terdapat empat faktor penyebab fraud. “GONE” merupakan singkatan dari huruf depan masing-masing faktor yang ia kemukakan, yakni Greed, Opportunity, Need, dan Exposure.

a.      Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu memperoleh sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008). Ketamakan sangat berhubungan dengan moral seorang individu.

b.      Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan yang bisa datang kapan saja. Selain itu, peluang sangat bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar peluangnya melakukan kecurangan.


c.        Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak kecurangan saat kebutuhan seseorang (dapat dikatakan) sangat mendesak. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan inilah yang kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan bertindak curang.

d.      Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku fraud. Dengan terungkapnya suatu kecurangan dalam perusahaan tidak menutup kemungkinan terulangnya hal yang sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan tidak menimbulkan sifat jera.




Sumber :
http://ditafalah.blogspot.co.id/2016/11/perkembangan-teori-fraud.html 


http://triaokta97.blogspot.co.id/2016/11/perkembangan-lima-teori-fraud.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar