Kamis, 23 November 2017

Fraud Tree



FRAUD TREE
















Fraud Tree Merupakan skema pengkategorian Fraud individual yang di klasifikasikan dalam kategori, subkategori,dan mikrokategori. 
gambar diatas menunjukan Fraud tree lama (atas ) dan Fraud Tree terbaru ( bawah ) hanya terdapat sedikit perbedaan. terletak pada :


Fraud Tree
Lama
Baru
Cash
- Larceny
- Fraudulent Disbursements
- Skimming

- Theft Of Cash On Hand
- Theft Of Cash Receipts
- Fraudulent Disbursements

Non Cash
- Larceny
- Misuse

Tidak Ada Diganti Dengan Inventory In All Other Assets
 Inventory In All Other Assets
Tidak Ada , Adanya Non Cash
- Misuse
- Larceny

Fraudulent Statements
- Financial
- Non-Financial

Diganti Financial Statements Fraud 
Financial Statements Fraud
-
-Net Worth/ Net Income Overstatements
-Net Worth/ Net Income Understatements




Berikut adalah penjelasan rinci nya
1.      Korupsi (Corruption)

Melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaa dalam bentuk kolusi dengan pihak luar,empat jenis umum korupsi yaitu penyuapan, pemberian hadiah yang ilegal, konflik kepentingan, dan penyalahgunaan wewenang bernilai ekonomi.

Ø  Penyuapan (bribery) ,melibatkan pemberian, penawaran, permintaan, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban utamanya.
Ø  Hadiah Ilegal (Illegal Gratuity), melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran, atau permintaan atas suatu yang bernilai karena tindakan resmi yang telah di lakukan.
Ø  Konflik Kepntingan (conflict interest), terjadi karena seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketiga ketika melaksanakan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang di lakukan.
Ø  Pemerasan Secara Ekonomi (economic extortion), penggunaan tekanan oleh seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai.


2.      Asset Misappropriation

Penyalahgunaan terhadap aktiva tetap atau harta perusahaan yang digunakan untuk keuntungan pribadi.biasanya di motivasi oleh tekananan ekonomi. Penyalahgunaan, pencurian asset atau harta perusahaan atau pihak lain, jenis ini paling mudah untuk dideteksi karena sifatnya tangiable atau dapat diukur/dihitung (defined value) . Penyalahgunaan aset dapat di glongkan ke dalam :

·         Kecurangan kas
Kecurangan kas dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a)      Theft of Cash on Hand (Pencurian dari kas di tangan)
b)      Theft of Cash Receipts (Pencurian dari penerimaan kas)
·         Skimming : Penjarahan sebelum uang masuk ke perusahaan atau pencurian tidak tercatat. Misalnya, praktik gali lubang tutup lubang dalam penagihan piutang (lapping), piutang dihapusbukukan namun tetap ditagih ke pelanggan, dll. 
·         Cash Larceny : Penjarahan setelah uang masuk ke perusahaan atau pencurian dari dana yang sudah tercatat.
c)      Fraudulent Disburshment (Pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah)
·         Billing Schemes ,skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.
·         Payroll Schemes , sekema melalui pembayaran gaji.
·         Expense Reimbursement Schemes , skema melalui pembayaran kembali biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan.
·         Check Tampering , pemalsuan cek.
·         Register Disbursement , pengeluaran yang sudah masuk dalam cash register.

·         Kecuragan atas persediaan (Inventory and all other assets)
Diantaranya yaitu :
·         Misuse (penyalahgunaan)
·         Larceny (pencurian)

3.      Financial statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yag merugikan investor dan kreditor. Diantarnya :
·         Asset/Revenue Overstatements ,menyajikan aset lebih besar daripada sebenarnya.
·         Asset/Revenue Understatements ,menyajikan aset lebih rendah daripada sebenarnya
sumber :
http://www.acfe.com/fraud-tree.aspx
Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat

Kamis, 16 November 2017

EVOLUSI FRAUD THEORY






EVOLUSI FRAUD  THEORY

Fraud
Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
Webster’s New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi,
Perkembangan teori fraud itu sendiri sebagai berikut :

1.      FRAUD  TRIANGLE

Dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Cressey mengemukakan hipotesis mengenai fraud triangle untuk menjelaskan alasan mengapa orang melakukan fraud. Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung seseorang melakukan fraud, yaitu yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).

a)     Pressure (dorongan)
Merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan atau fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup yang mewah, ketergantungan narkoba, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, dan keserakahan. Tekanan mempunyai dua bentuk yaitu :
·         Bentuk nyata (direct) adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh pelaku seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
·         Bentuk persepsi (indirect) adalah opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan executive need.

b)     Opportunity (peluang)
Peluang ini merupakan elemen yang dapat di hindari atau di minimalkan keadaannya dengan penerapan prosedur, kontrol, proses dan upaya deteksi dini terhadap kemungkinan adanya fraud, karena opportunitu Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang, ketidakdisiplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis.

c)      Rationalization (rasionalisasi)
Seseorang yang melakukan fraud karena mencari pembenaran atas tindakannya yang berhubungan dengan kecurangan atau fraud. Pada umumnya, seseorang yang melakukan kecurangan, merasa tindakannya bukan termasuk kecurangan, tetapi hal itu merupakan haknya atau biasanya orang tersebut melakukan fraud karena mengikuti orang-orang sekitar yang melakukan hal itu. Contohnya berbohong dianggap bukan fraud karena banyak orang berbohong tidak diberi hukuman apapun.

2.      FRAUD SCALE



Penyebab terjadinya fraud sama dengan teori fraud triangle. Dan teori scale ini merupakan teori lanjutan dari teori Fraud Triangle yang merupakan pengukuran dari teori tersebut. Dalam scale dijelaskan bahwa kemungkinan tindakan penipuan dapat dinilai dengan mengevaluasi kekuatan tekanan, kesempatan dan integritas pribadi. Tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi rendah memungkinkan resiko terjadinya fraud tinggi. Sebaliknya tekanan yang rendah, kesempatan kecil, dan integritas pribadi tinggi menyebabkan resiko terjadinya fraud rendah. Tujuan teori ini adalah untuk mengukur kemungkinan pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.Teori ini berlaku untuk beberapa pelanggaran salah satunya pelanggaran yang mengarah ke penipuan laporan keuangan. Sumber Tekanan menurut teori ini adalah perkiraan penjualan, laba manajemen.
karakteristik khusus menurut teori fraud scale adalah
a.      Hidup di luar kemampuan mereka
b.      Keinginan yang besar untuk keuntungan
c.        Hutang pribadi yang tinggi
Sedangkan faktor resiko terjadinya fraud menurut teori ini adalah dikarenakan terlalu besar dalam menaruh kepercayaan kepada karyawan serta lemahnya pengendalian dari atasan.  Kecurangan paling sering terjadi ketika (i) tekanan pada situasi sangat  tinggi, (ii) Integritas pribadi yang rendah, serta (iii) adanya kesempatan atau peluang yang tinggi untuk melakukan fraud.

3.      FRAUD DIAMOND

Teori diamond ini merupakan pengembangan dari triangle fraud. Teori Fraud Diamond adalah teori yang menunjukkan hubungan antara empat elemen yaitu incentive (dorongan),oppurtunity (kesempatan), rasionalization (pembenaran), dan capability (kapabilitas
kecurangan atau fraud terjadi karena 4 elemen yaitu:
a.            Incentive
Incentive merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya tuntutan atautekanan yang dihadapi oleh seseorang. Incentive dapat memicu terjadinya kecuranganseperti keserakahan yang mengakibatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
b.            Opportunity
Opportunity adalah suatu kesempatan yang timbul karena terdapat kelemahanpengendalian internal organisasi atau perusahaan dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Oppurtunity dapat terjadi karena adanya kekuasaan terhadap organisasi danjuga karena seorang fraudster atau orang-orang yang melakukan kecurangan mengetahuikelemahan dari system-sistem yang ada.
c.             Rationalization
Rationalization adalah kondisi dimana fraudster atau pelaku kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap tindakan yang dilakukannya untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang cepat. 
d.            Capability  
 Merupakan sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan.

4.      FRAUD CROWE PENTAGON

Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada tahun 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey. Dalam teori iniHowarth menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetisi dan arogansi (competence and arrogance). Kompetensi (competence yang dipaparkan dalam fraud memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas atau kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond. Kompetensi atau kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan control internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol sistuasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa control internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.


5.      GONE THEORY


Teori GONE dikemukakan oleh seorang pemikir bernama Jack Bologne di mana terdapat empat faktor penyebab fraud. “GONE” merupakan singkatan dari huruf depan masing-masing faktor yang ia kemukakan, yakni Greed, Opportunity, Need, dan Exposure.

a.      Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu memperoleh sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008). Ketamakan sangat berhubungan dengan moral seorang individu.

b.      Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan yang bisa datang kapan saja. Selain itu, peluang sangat bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar peluangnya melakukan kecurangan.


c.        Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak kecurangan saat kebutuhan seseorang (dapat dikatakan) sangat mendesak. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan inilah yang kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan bertindak curang.

d.      Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku fraud. Dengan terungkapnya suatu kecurangan dalam perusahaan tidak menutup kemungkinan terulangnya hal yang sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan tidak menimbulkan sifat jera.




Sumber :
http://ditafalah.blogspot.co.id/2016/11/perkembangan-teori-fraud.html 


http://triaokta97.blogspot.co.id/2016/11/perkembangan-lima-teori-fraud.html